sedikit berbagi cerita

perfect inside imperfect outside
perfect for all, a whole, just a perfect da*n s*it
nobody nobody nobody perfect.:))
menyinggung persoalan perferct or not. semua org ga terlepas dari kesalahan. ya perferct tidak hanya dinilai dari luar. inside lebih dominan
contohnya saja, banyak orang bilang "inner beauty", "outter beauty"? i've never heard
seperti kepercayaan china, yin dan yang itu saling melengkapi
dapat ditarik implisit, bahwa ga manusia yang tak berdosa, terlain bagi manusia kecil yang baru lahir.     
dosa, kesalahan, kegagalan, sesuatu yang dapat menjadi nilai minus pada setiap orang,sebuah value yang tampak kasat mata dan dinilai manusia
pada posisi inilah orang-orang sering merasa sebagai manusia yg tak bernilai. dan inilah kesalahan terbesar dan terbodoh
merasa everything happened tidak bisa diperbaiki. seolah-olah Tuhan sudah menutup mata terhadapnya. apapun itu kepercayaannya.
Tuhan kita tidak sebodoh itu. believe it.setiap orang boleh beralasan "ya kalau sudah tejadi, ya gimana lagi, apa yang bisa diperbuat". Tapi apakah "alasan" tadi itu sebuah alasan?alasan atas kepasrahan, alasan terhadap kejadian. Ya tidak semuanya itu membenarkannya sebagai sebuah alasan.
alasan hanya sebuah reflection, refleksi dari anxiety, scareness, dan juga sebagai refleksi atas kesiagaan diri dan refleksi of a defense
jadi bukan sebuah alasan yang benar-benar menjadi sebuah ALASAN BESAR atas kesalahan yang telah tidak maupun sengaja diperbuat.
wong dunia ini ga kecil, wajar saja kalau sekali-kali tersandung kerikil.
nah anggap saja kerikil tadi sebagai sebuah contoh. Misalnya kita tersandung, lalu sikap kita "yasudahlah udh kejadian ya mau gimana lagi!"
alasan picik itu, sodara, bersiaplah untuk tersandung untuk kesekian-sekian dan sekian kalinya.
seharusnya sebagai alasan " ohh iya, tadi saya berjalan tidak hati-hati" its real. semua orang tau itu keadaan yang masuk akal
selanjutnya kita bersikap[ lebih baik, dengan meminggirkan kerikil tersebut ataupun mengamankannya, klo perlu disimpan. mana tau jk berkesan
simple word for simple life, jika anda mengganggap itu mudah. tapi jangan diremehkan karena dpt membuat sombong dan tidak waspada.
jadi sebuah "perfect" itu hanya ya icip-icipan jari tengah menengadah
intinya, kesalahan itu wajar. wajar dalam arti umum. bukan wajar arti diri sendiri. lihat sebuah keadaan kenormalan dari ketidaknormalan.
yang penting menemukan alasan, kenapa itu menjadi kesalahan, dan bersikap solutif terhadap diri sendiri. no pain no gain.
misalnya kasus di kalangan anak muda. kisah klasik, kisah percintaan. mencoba untuk dianalisis. misalnya putus hingga dua hingga tiga kali.
individu berusaha memulai untuk mencari alasan kenapa dirinya putus dari pasangannya. misalnya, "tidak cocok lagi", "salah satu selingkuh"
yakin klo permasalahannya hanya sekitar "tidak cocok", atau "perselingkuhan" itu. kembali menggali lebih dalam.         
itu bukan alasan. coba temukan faktor intrinsik dan ekstrinsik. ya antara kita dengan pasangan. bersikaplah objektif. anda tidak slalu benar
ada background sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan. bisa dari kita maupun pasangan. gali kembali, dan terus telusuri. kelamaan? ga juga
setelah menemukan intinya. tentukan kembali sikap yang harus diambil. misalnya untuk kembali menjadi merasa "gengsian", ya jgn balikan
terapkan pada pasangan berikutnya. tapi dicatat, orang itu tak sama. manusia itu unik, berbeda. tapi terapkan agar tidak melakukan kesalahan
semoga happy along ever after.
jadi, siapa bilang klo putus itu seolah-olah kesalahan terbesar. toh namanya juga belajar saling mengenal. belajar boleh dong klo salah.
begitu juga untuk permasalahan yang lainnya. misalnya silahkan ditemukan sendiri. gunakan tahapannya. belajar solutif, jangan subjektif.
dan juga jangan terlalu suka menyalahkan diri sendiri, berakibat pada kepercayaan diri serta hal terburuknya trauma. trauma sikap sendiri.
walaupun prosesnya berbeda terhadap setiap permasalahan, tapi jika tahap-tahapnya dilakukan dengan baik, hasilnya ga bakal mengecewakan.
misalnya pada kasus jika seumur remaja masih suka ngompol. bisa juga digunakan tahapan-tahapan tadi. analisis permasalahan. sikap solutif
permasalahan ngompol di usia remaja tidak akan lagi menjadi keslah besar dalam hidup bagi yang masih suka ngompol.
conclusion. setiap masalah itu ada jalannya untuk diperbaiki. kembali ke diri masing-masing mau atau tidak menyelesaikan.
dan jangan merasa diri itu buruk, Tuhan aja menciptakan sebaik-baik penciptaan kan.
oke sekian terima kasih sudah spamming di TL semua.              

0 comments:

Post a Comment